[Review Anime] Hajimete no Gal
Written on: Abril 04, 2019
[Review Anime] Hajimete no Gal - Hi friends, I hope you are all in good healthanimeanimenews, In the article you are reading this time with the title [Review Anime] Hajimete no Gal, We have prepared this article well for you to read and take information in it. hopefully the contents of the post
Artikel 2017,
Artikel Comedy,
Artikel Ecchi,
Artikel Related Post,
Artikel Review Anime,
Artikel Romance,
Artikel School,
Artikel Shounen, what we write you can understand. ok, happy reading.
Title : [Review Anime] Hajimete no Gal
link : [Review Anime] Hajimete no Gal
Tanggal Rilis: Juli 2017
PV
Jalan Cerita
You are now reading the article [Review Anime] Hajimete no Gal with link address https://animeanimenews.blogspot.com/2019/04/review-anime-hajimete-no-gal.html
Title : [Review Anime] Hajimete no Gal
link : [Review Anime] Hajimete no Gal
Baca juga
[Review Anime] Hajimete no Gal
Kali saya akan mereview anime yang tokoh Heroinnya adalah seorang gadis gyaru. Karena bertemakan tentang gyaru, maka dalam anime ini kita akan disuguhi oleh para gadis dengan penampilkan gyaru yang terkenal nyentrik dan memiliki stereotip bahwa mereka sedikit nakal.Tanggal Rilis: Juli 2017
Type: TV
Genre: Comedy, Romance, Ecchi, School, Shounen
Durasi: 23 Menit per Eps
Episode: 10
Rating: 6.50
Sumber Cerita: Manga
Studio: NAZ
Sinopsis
Hajimete no Gal menceritakan Junichi Hashiba yang sangat ingin berhenti dari status perjaka (doutei). Ia didorong oleh kawan-kawannya untuk berpacaran dengan Yukana Yame yang dikenal sebagai seorang gyaru. Gyaru merujuk ke tren busana perempuan Jepang dengan ciri khas kulit kecoklatan dan baju yang terkesan urakan. Tak disangka, ternyata pernyataan cinta Junichi berakhir sukses dan Yukana bersedia menjadi pacarnya.
Hajimete no Gal menceritakan Junichi Hashiba yang sangat ingin berhenti dari status perjaka (doutei). Ia didorong oleh kawan-kawannya untuk berpacaran dengan Yukana Yame yang dikenal sebagai seorang gyaru. Gyaru merujuk ke tren busana perempuan Jepang dengan ciri khas kulit kecoklatan dan baju yang terkesan urakan. Tak disangka, ternyata pernyataan cinta Junichi berakhir sukses dan Yukana bersedia menjadi pacarnya.
PV
Dengan plot dasar yang cukup masuk akal, bagian awal dari cerita anime ini sebenarnya sangat baik. Bukan hal yang mustahil bahwa seorang pemuda akan mengejar gadis yang tidak benar - benar dia sukai, hanya agar dia bisa tahu bagaimana rasanya memiliki kekasih, dan begitu pula sebaliknya. Meski dia mendapatkan kesan pertama yang buruk dari seorang pemuda, masih bisa dimengerti bahwa seorang gadis tersebut tetap bersedia menerimanya sebagai kekasih apabila si pemuda kemudian secara terang-terangan mengungkapkan cinta kepadanya. Selain itu, cara bagaimana anime ini menggambarkan sikap putus asa Junichi juga seketika mampu menciptakan nuansa Comedy dan Romance di dalam ceritanya, sehingga kisahnya pun langsung terlihat menarik. Walaupun dia dan teman-temannya tidak pernah jauh dari hal - hal yang ... tak senonoh, semua hal tersebut sesungguhnya hanyalah alat untuk menunjukkan betapa Junichi tidak paham apa - apa tentang cinta. Dan ternyata oleh karena kebodohannya itu pula, hubungan Junichi dengan Yukana yang canggung lalu secara alami tampak sebagai sebuah kisah cinta yang romantis antara dua orang pemula yang masih polos. Namun sayangnya, setelah beberapa episode (sejak dari episode 3, lebih tepatnya) kualitas anime ini segera menurun drastis. Ketika para tokoh gadis lainnya mulai ikut bergabung, ceritanya mendadak seolah kehilangan arah, tidak lagi yakin apa yang sesungguhnya hendak disajikan. Comedy dan Romance tadi sesekali akan tetap menampakkan diri, tetapi lebih sering anime ini sudah berubah menjadi anime Harem biasa yang sekedar ingin mengumpulkan sekelompok gadis di sekeliling Junichi.
Karakter Sebagaimana yang telah disebutkan, rasa putus asa Junichi merupakan bahan baku utama untuk Comedy dan Romance anime ini sekaligus. Bukan hanya dia mengajak penonton untuk terus melihat tingkah bodohnya saat dia perlahan belajar tentang hubungan romantis, Junichi juga mampu mengundang penonton agar bersimpati dan mendukung perjuangannya dalam mengejar cinta. Namun, mungkin justru karena hampir sepenuhnya bergantung kepada Junichi seorang, maka para tokoh gadisnya termasuk Yukana, akhirnya kemudian nyaris tidak punya fungsi apa - apa. Mereka seolah dihadirkan hanya karena anime ini ingin menampilkan sebanyak mungkin tipe gadis Gal. Maka profil mereka pun tidak pernah sanggup melampaui batas tersebut sebagai salah satu tipe dari gadis Gal. Sementara, baik kepribadian mereka sendiri maupun hubungan mereka dengan Junichi terasa dibuat dengan asal-asalan, cuma seperti keterangan tambahan yang belakangan dimasukkan seadanya sekadar untuk mengisi celah lebar antara seorang pemuda putus asa dan gadis Gal.
Art
Jika dinilai dari segi kualitas, secara keseluruhan visual anime ini tidak begitu bagus. Terkadang anime ini bahkan tidak mampu menggabungkan dua gambar tokohnya dengan benar, sehingga tinggi badan mereka akan tampak tiba - tiba berubah, atau mereka terlihat seperti memandang ke arah yang keliru dari posisi lawan bicara mereka. Tetapi meski demikian, satu hal khusus yang selalu berhasil anime ini lakukan adalah memvisualisasikan kebingungan Junichi sebagai seseorang yang baru pertama kali merasakan cinta, kebingungan yang kemudian berperan penting dalam mewujudkan Comedy dan Romance di anime ini.
Jika dinilai dari segi kualitas, secara keseluruhan visual anime ini tidak begitu bagus. Terkadang anime ini bahkan tidak mampu menggabungkan dua gambar tokohnya dengan benar, sehingga tinggi badan mereka akan tampak tiba - tiba berubah, atau mereka terlihat seperti memandang ke arah yang keliru dari posisi lawan bicara mereka. Tetapi meski demikian, satu hal khusus yang selalu berhasil anime ini lakukan adalah memvisualisasikan kebingungan Junichi sebagai seseorang yang baru pertama kali merasakan cinta, kebingungan yang kemudian berperan penting dalam mewujudkan Comedy dan Romance di anime ini.
Musik
Lagu Opening: “Hajimete no SEASON (はじめてのSEASON)” by Junjou no Afilia (純情のアフィリア) dan Lagu Ending: “GAL-tic Love (GAL的LOVE(ギャルチックラブ))” by Erabareshi (エラバレシ). Selain lagu Opening dan Ending yang saya sebutkan, lagu riginal Soundtrack dan theme songnya sepertinya rata - rata dan biasa saja, tidak ada yang menonjol.
Lagu Opening: “Hajimete no SEASON (はじめてのSEASON)” by Junjou no Afilia (純情のアフィリア) dan Lagu Ending: “GAL-tic Love (GAL的LOVE(ギャルチックラブ))” by Erabareshi (エラバレシ). Selain lagu Opening dan Ending yang saya sebutkan, lagu riginal Soundtrack dan theme songnya sepertinya rata - rata dan biasa saja, tidak ada yang menonjol.
Overall
Menyebut anime ini hanya sebuah variasi Harem yang menggunakan tokoh gadis Gal, bukanlah ungkapan yang paling keliru. Memang tidak semua para tokoh gadis tersebut akan seketika jatuh cinta kepada Junichi, tetapi dengan karakterisasi yang dangkal, anime ini akhirnya tampak sekedar ingin memperlihatkan situasi klise tentang seorang pemuda yang dikelilingi oleh banyak gadis sekaligus. Meski begitu, di balik semua kekurangannya, anime ini sudah cukup baik dalam melakukan beberapa hal mendasar. Dan sebagai bukti, Comedynya yang sesekali muncul mampu dijaga tetap efektif, sementara nuansa romantis dari kisah kedua tokoh utamanya samar - samar dapat terus terasa hingga episode terakhir.
Jalan Cerita: 7 / 10
Karakter: 7 / 10
Art: 7 / 10
Musik: 7 / 10
Hajimete no Gal: 7 / 10
That's the article [Review Anime] Hajimete no Gal
That's it for the article [Review Anime] Hajimete no Gal this time, hopefully can be useful for all of you. okay, see you in another article post.
You are now reading the article [Review Anime] Hajimete no Gal with link address https://animeanimenews.blogspot.com/2019/04/review-anime-hajimete-no-gal.html